Sabtu, Agustus 16, 2008

Kembali ke Surat


Ketemu! formula untuk jadi termehek-mehek ketemu juga lewat film yang dipinjem kakak padahal sebelumnya ga pay attention ma ni film,judulnya P.S. I Love You (PSILU).

Sampai post ini terbit saya sudah menontonnya 3times in rows, hampir menyamai film of my life saya yaitu You've Got Mail.

kalau urusan ide, justru ga orisinil and hampir mirip film India Kuch-Kuch Hota Hai (KKHH) dimana seseorang yang sudah meninggal berkomunikasi lewat surat yang ditulisnya ketika hidup. bila KKHH suratnya dikirim per-ulang tahun putri tercintanya selama 8 tahun maka PSILU hampir berurutan kepada istri tercintanya sampai sang istri Holly diramalkan akan mulai melupakan sang suami Garry.

Gila, Skripnya keren banget ya no wonder karena adaptasi dari novel maksud saya Chicklit, belum lagi penokohannya membuat seseorang tak jadi cemen hanya mengejar cinta. Jokesnya konyol tapi ga murahan ala slapstick.

saya ga bisa bicara banyak, nonton saja dan lupakan malu dengan cover yang sangat girl movie. saran saya ama dengan isi line nya yang bilang: jangan pikir bagaimana ide surat iu sampai, its so excited how brilian the idea is. satu lag LUPAKAN LOGIKA, karena begitulah karya seni masterpiece kadang dibuat alasan saya bila segala harus masuk logika maka seniman berubah jadi militer, pecinta jadi penjagal, badut-badut bunuh diri dan sirkus menjadi ajang sarkasme.



P.S. I love You

Rabu, Agustus 06, 2008

Not That Easy

membuka hati dan menyambut nama lain untuk basah disebut oleh lidah, ataupun menghadirkan sosok baru di pelupuk mata bagai lapisan embun yang kadang menjauhkan diri dari realita, lebih parah lagi mengisi orang lain hadir kedalam hati sampai muak karena tak menyisakan ruang untuk udara singgah rela kulewati ternyata sulit.

Sebelumnya kupikir akan mudah, namun kenyataanya seperti mecari formula yang hilang dalam sebuah reaksi kimia. Beberapa waktu belakang saya lupa bagaimana rasa jatuh suka pada seseorang sampai harus kuundang rasa itu dengan membaca satu buku puisi gombal yang dikirim pacar pertama sewaktu SMP dan berakhir sia-sia. membaca novel melankolis romantis namun tak juga mengundang hati untuk jatuh cinta kembali.

ada apa? jejak siapakah sampai meninggalkan hati yang sulit diidentifikasi? siapa yang begitu tega membuat ku jera untuk suka pada seseorang atau sekedar ingin dimanja dan diperhatikan layaknya perempuan normal? tak seorangpun kuingat.

jawabannya hanya saya dan keteguhan mengambil suatu keputusan yang kadang sesumbar. keinginan taaruf dulu ternyata tak bisa dikhianati. aku ingin nikah dengan seminimal mungkin waktu untuk pacaran.

seperti itu mungkin, dengan tekad itu saya sering menyibukkan diri dengan buku, memalingkan mata dari pandangan indah lelaki tampan, atau berjalan dengan teman mencari sesuatu yang tak ada dalam mal kuhindari. Efeknya hati saya jadi tak lembut lagi.

saya ingin hati saya selembut dulu, sialnya hanya cinta yang bisa...