Minggu, Agustus 23, 2009

Invisible Hand


Ramadhan kali ini dimulai hari sabtu tanggal 22 Agustus 2009/ 1 Ramadhan 1430H

Entah karena apa, yang pasti Ramadhan kali ini saya gembira luar biasa. kalau saya sebut sepanjang hari loncat2 bak anak kecil... percayalah itu memang yang terjadi.

saya menduga kebahagiaan saya lahir karena telah melewati sebuah fase berat beberapa waktu sebelumnya, atau justru karena saya baru bertemu seseorang? tak tahulah saya tak pintar membaca hati. Kebahagiaan saya tak tergambarkan bukannya kebahagiaan khas seperti yang digambarkan Artikle2 Islam mengenai ganjaran besar bagi umat yang menyambut bahagia bulan Ramadhan. tapi kebahagiaan yang lucu.. yang magis.. yang identik dengan orang kasmaran namun bukan..

oh iya saya punya cerita yang tak terjangkau akal sehat, namun sampai sekarang membuat saya memuji kebesaran Tuhan. Saya mengajak anda merenung melewati sebuah peristiwa tanpa ada maksud lain. jadi saya sepenuhnya tak meridhoi semua tanggapan yang muncul selain niat itu setelah membaca peristiwa ini.

Alhamdulillah belum lama saya hatam lagi, tidak ada yang aneh kecuali harinya. maghrib bulan syaban saya membaca qur'an sudah sampai surat Al-Ashr. itu berarti ada sekitar 11 surat pendek lagi sebelum hatam. Ditengah2 ngaji surat itu mama menelepon, sebagai anak adalah kewajiban untuk sami'na wa atha'na. saya mendengar dan saya taat waktu bilang suruh menghampiri mama.

Dalam hati saya gemes karena tinggal membaca beberapa surat maka saya hatam. tapi saya singkirkan pemikiran tersebut, saya akhiri bacaan saya dengan terjemahan dan Asmaul Husna.

Subuh akhirnya bacaan Al-qur'an saya tamat juga. membaca doa hatam qur'an dan bersyukur sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor lengkap dengan jalan sambil loncat2 (curiga lahir dari kelinci nih).

Belum juga selesai dengan takjub yang sama, tengah hari kakak mengabarkan saya di beri Handphone baru! sesuatu yang sedang saya ingin dan tak seorangpun tahu. Mengikuti teori sedekah Yusuf mansur mending saya jual saja tu Handphone.

Saya merinding luar biasa... karena sepanjang ingatan saya yang pendek ini, apa yang saya tidak harapkan justru saya dapatkan. Otomatis mindset saya diubah begitu selamanya. jangan mengharapkan sesuatu... Ikhlas saja..

Jangan ragukan setiap kebaikan sekecil apapun. termasuk membaca Al-quran. Lawan setiap kemalasan, paksakan diri untuk beribadah sendainya memang harus. Saya masih melakukan ini untuk beberapa ibadah. saya yakin ibadah Anda lebih taat.

Saya lihat kalender... meerinding lagi! hari itu adalah Jum'at 15 Sya'ban, barus saja saya berbuka dari puasa Auyumul Bidh yang kebetulan juga nisfu Sya'ban... kulihat langit bulan purnama bulat sempurna..

di Sya'ban saja saya menemui banyak mukjizat... tak sabar saya menanti apa yang akan terjadi saat Ramadhan kali ini.

Jumat, Agustus 14, 2009

Out Of The Box, Out Of Comfort Zone

Waktu saya nulis ini, adalah hari terakhir saya kerja di Unit Publikasi Ilmiah dan Paten Sekretariatan Majalah Kedokteran Bandung Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sebuah keputusan berat saya harus ambil berikutnya. Ada banyak orang bertanya mengapa saya keluar dari ‘kursi aman’?? saya memilih diam karena mulut biasanya suka melebih-lebihkan sesuatu. Biarlah setiap alasan menjadi rahasia dan ibadah saya

Karena pengalaman ini akan membekas, saya akan menulisnya disini. Selama disini saya belajar banyak, hard skill sudah dibekali di kampus namun softskill benar-benar mulai dari nol. Awal kerja saya hilang kepribadian bahkan kehilangan rutinitas ibadah. Butuh dua bulan akhirnya saya jadi diri sendiri.

Saya percaya pada kebesaran Allah, itu sebabnya dari SANA munculnya keyakinan tidak memperpanjang bekerja di MKB. Untuk diketahui bahwa kerja disini adalah terwujudnya mimpi kira-kira 2003/2004. Dulu saya bermimpi kerja di Majalah apapun, maka lamaranpun dikirim ke banyak majalah mulai lokal sampai nasional. Dari banyak lamaran tak ada satupun yang nyangkut. Dari situ saya peti es-kan dulu mimpi ini seiring dengan kuliah saya yang berganti jurusan, malah saya sudah berhenti mengkhayalkan pekerjaan spesifik. Dan demikianlah Allah bekerja justru ketika saya berhenti dan pasrah saya malah mendapatkannya dengan cara yang dipermudah. Semula saya pikir akan ditawari bekerja jadi sekretaris salah satu dokter disini eh justru dapat pekerjaan hebat ini.

Saya tak bisa lagi bicara banyak takutnya membicarakan hal yang tak perlu dan dekat dengan ghibah. Saya akan masuk pada inti tulisan ini yaitu mengucapkan terimakasih kepada:

Prof. Sofie R.K., beliau adalah wanita dengan tinggi ilmu namun rendah hati. Kadang pemikirannya memang tak terjangkau, Kedermawanan dan kecerdasannya menginspirasi saya.

Prof. Herry Garna, saya sering dibuat kagum dengan ketelitian beliau. Jangan harap ada titik dan spasi yang luput dari koreksinya.

Dr. Budi Setiabudiawan, saya berhubungan langsung dengan beliau waktu pertama datang. Jadi bisa dikatakan atas rekomendasi beliau pula saya di pekerjakan.

Teh Lala, bos paling gila sepanjang masa. Mau becanda dari arah mana dia sanggup ngimbangin. Namun kadang ‘sima’-nya keluar, itu juga mungkin yang membuat jabatan mendekat padanya.

Teh Maya, perempuan cantik dan fashionable yang mengantar saya sebagai rekomendasi untuk bekerja di MKB

Teh Dini, Tanyakan segala hal mengenai dunia kecantikan beliau mengetahuinya.

Kang Ede, satu-satunya lelaki baik hati (Karena jarang marah sering kita godain) yang megang banyak job desc. Gelarnya kadang suka saya plesetin macem-macem.

Seluruh rekan di FK yang tak bisa disebut satu-satu

Tak ada satupun kata sebenarnya yang menggambarkan bagaimana saya berhutang banyak terimakasih pada kantor ini. Lihat hati kadang masih ingin disana, tapi perjalanan belum selesai saya harus terbang lagi entah kemana. Mimpi saya masih banyak, profesi yang harus saya rasakan masih tak terhitung dan kesemuanya saya serahkan pada Allah Aza Wa Jalla. Sama seperti halnya saya tak pernah menyangka bekerja disini saya akan menunggu keajaiban lain yang mungkin Allah berikan di tempat lain, kuharap lebih baik.
Terimakasih atas perhatian dan kerjasama yang baik....