Selasa, September 25, 2007

Saya perlu membuat klarifikasi secepatnya, kalau selebritis saya tambahkan jumpa pers dalam jadwal saya.


dalam post sebelumnya saya cerita tentang hilangnya handphone dirumah sendiri, sekarang Hp itu kembali. dan hebatnya ramadhan membuat si pencuri tobat (mungkin) karena di pagi harinya Hp ku sudah ada dalam keresek yang di gantung di handle pintu.


see? saya semakin tak meragukan mukjizat. kebesaran ALLAH mempesonaku, mungkin nanti dirimu. cerita padaku ya....

Selasa, September 18, 2007

Dan terjadi lagi

ini handphone kedua, nomor hp ketiga yang hilang dan seribu tetes airmata mengiringinya.

bedanya sekarang nangisnya ga lama-lama berhubung sedang Ramadhan saya langsung insyaf bahwa hal itu mesti terjadi. jangankan HP kelak orang tersayang hilang tak banyak yang bisa kita lakukan, akhirnya saya ikhlas saja. tak ada se-mili pun kerikil bergerak tanpa seijin penciptanya, Allah.
waktu awal ramadhan saya menyaksikan showbiz on location tentang liputan pembacaan puisi karya syekh Fattah, saya amazed dengan bagaimana orang-orang sebegitu mencintai penciptanya. saya langsung ingin mempelajari sufisme apalagi sebelumnya saya juga terkagum-kagum oleh tulisannya pejalanjauh tentang sufisme . namun sayap masih tersangkut duniawi tentang sederet kewajiban mulang pada ortu sehingga melulu memikirkan materi dunia juga pendidikan yang lambat usai. berdoa saja semoga nanti niat ini kesampaian toh saya tak pernah meragukan kebesaran ALLAH. saya sudah dibuatNYA terkesan dengan banyak mukjizat dan siap terkesan dengan Mukjizat lainnya. makanya terkait dengan tulisan saya dulu saya tetapkan saja niat ini, dan ucapkan bagai mantra.

Rabu, September 12, 2007

Ucapkan Bagai Mantra


Lama tak Posting saya hendak berbagi beberapa kejadian yang terjadi secara tak terduga membuka mata saya, hampir menyita banyak pikiran dan tenaga.

Sudah jadi pengetahuan umum siapapun yang pernah ke Bandung mengatakan bahwa Lalulintas diBandung lalulintas teraneh dari sekian kota besar di Indonesia. Banyak orang luar kota merasa kesulitan, dan ini terjadi pada saya diujung Agustus kemarin. Bayangkan saya yang merem melek lihatnya langit Banudng masih ditilang gara-gara masuk jalur cepat (ini kali pertama saya ditilang), padahal saya berniat memutar arah rincinya tak perlu dijelaskan karena takdir sudah terlewati yakni saya memilih disidang daripada memberi uang haram pada polisi yang mungkin juga nanti diberi pada istri dan anaknya, maka saya telah mencelakai satu keluarga.

Dikertas tilang ditulis sidang jam 8. setengah jam sebelumnya saya sudah datang berhubung kantor yang akan saya hadapi adalah pengadilan negeri yang tentu tahu tentang hukum. Baru saja saya matikan mesin motor petugas parkir entengnya bilang sidang paling jam 11 duh luar bisa bukan ngaretnya. Saya berkeliling saja menghabiskan waktu didaerah Jl Citarum.
Jam 10 saya balik lagi ke PN dan luarbiasa kagetnya ternyata saya ditawari 'cara mudah' mendapat SIM yang ditahan PN oleh para Calo. Mereka sudah tahu orang dalam, POLRES mana dan tetek bengek lainnya. Dan bukan satu tapi hampir tiap saya melangkah saya dikerubuti calo. Herannya lagi pejabatnyapun menawarkan cara mudah itu mulai dari satpam sampai petugas diruang siang, jasanya 15rb saya tegas menolak kalau hanya alasan kemudahan saya pasti sudah memilihnya ketika dtilang dulu. Saya sengan santai menjawab “justru saya memilih sidang karena ingin tahu seperti apa sidang tilang itu” mereka kecewa dan menjelaskan artinya itu bakal lama sekali saya tak bergeming.

Dan sidang dimulai jua, ruanganya penuh sesak dengan berbagai alasan perkara. Namun ternyata kurang dari 30 menit saya sudah duduk dikursi pesakitan sekitar setengah menit dengan dakwaan hakim “Pipit Nurul, melanggar marka jalan, denda 20rb uang perkara 1000” sesimpel itu dan palu diketukkan tak berapa lama SIM saya sudah ditangan. Tak terbayang jam berapa sidang itu akan berakhir mengingat sang hakim mendakwa satu persatu. Namun 30 menit yang tak sia-sia karena bisa menghemat 15rb untuk sesuatu yang benar.

Loncat ke kejadian yang membuat saya takjub dan berkali-kali menyebut nama Allah karena saya jadi merasa kecil. Saya ini pecinta kucing, namun tak pernah punya kucing lebih dari setahun karena seringnya kucing yang saya urus dicuri dan mungkin sudah berjejer ada di trotoar BIP, dan sehari sebelum Ulangtahun seorang teman memberika kucing anggora tanpa sayarat padahal sebelumnya susah sekali berhubung dia seorang catlover juga breeder. Sepanjang jalan liur saya menetes melihat deretan lengkeng yang dijajakan PKL eh sampai rumah ternyata ada. Dan yang paling saya takjub sewaktu teman memberikan buku yang ditulis Habiburahman El Shirezy yaitu ayat-ayat cinta. Padahal bila diungkit kebelakang keinginan saya baca buku itu sudah terpendam setahun lamanya. Orang yang skeptik pasti bilang “kan tinggal beli aja toh bukunya best seller” namun tak semudah itu setiap saya ke toko buku dan memegang Ayat-ayat Cinta bersiap membayar ada saja penghalang pembelian itu diurungkan, jadinya saya sering membeli buku lain dan setiba dirumah lalu menyesal. Makanya ketika teman menghadiahkan buku itu saya bilang padanya emang takdir tuh aneh jalannya. Mungkin begitu juga dengan jodoh.

Mungkin hal diatas tak pernah terucap pada seseorang namun pasti terucap keras dihati, Allah yang Maha baik mendengarnya lalu mengabulkannya. Hati sekarang sedang diam kuharap sekarang dia meneriakkkan hal yang baik-baik sesering mungkin dan ketika yang diteriakkan ada, saya pasti menangis terharu

Saya memang melankolis sedikit romantis mungkin, bukan tak mungkin banyak yang nyinyir dan menganggap biasa kejadian seperti ini. Saya selalu mengggap hal kecil saja luar biasa seperti melihat air, kenapa bentuknya begitu lalu bertakbir, pohon tumbuh dihalaman maka lengkaplah arti diri sebagai manusia. Itulah sebabnya uang tak pernah jadi faktor ukuran kebahagiaan saya. Seperti sekarang saya sedang bahagia besok akan Ramadahan, bibir mulai bergetar dengan Kesempatan yang Allah Berikan. Dan bergetar pula memohon ampun pada kalian semua atas banyak doa. Taqaballahu mina wa minkum siamana wa shiamakum. Moga berkah Ramadahan Menghujani kita.