Kamis, Februari 16, 2012

Kelahiran Bayi serupa Kelahiran Diri


Ijinkan kini saya bercerita mengenai persalinan, sudahlah mengenai kontraksi biar menjadi eksklusif kami. Yang hendak diceritakan disini betapa memang persalinan merupakan pengalaman luar biasa bagi pasangan suami istri dan keluarga besarnya, kerap menjadi suatu keheranan mengapa ada orangtua membuang bayi atau menyia-nyiakan anaknya.

Ketika seorang istri melahirkan bisa dipastikan di sebelahnya minimal ada suami, terkadang orang tua, mertua dan sibling dari masing2 pihak ada disana, demikian dengan persalinan anak kami. Kebetulan yg berani masuk ruang tindakan adalah suami dan ibu.

Dari kontraksi hingga persalinan selama 26 jam, yang ada di bayangan mata bukan lagi mengenai saya melainkan KAMI sebagai partikel kecil dari bumi yg siap meneruskan roda waktu, hal yang selagi muda jauh dari ingatan.

Setiap deraan rasa sakit hanya bisa reda ketika mengingat dengan cara yang sama ibuku melahirkan diriku, sakit yang sama seolah mereplay dan menebus kejadian di hari selasa bulan september 1982, hal yang selagi muda menjadi pertanyaan besar mengenai kehadiran umat di dunia.

Setiap erangan dan kata-kata yang spontan keluar bukan makian atau keluhan ras sakit, melainkan ampunan kepada sang pencipta dan ibunda, salah satunya “mah dulu mamah kayak gini???”, hal yang sewaktu muda tak terpikirkan untuk ditanyakan.

Kehadiran suami sendiri menjadi seolah jelmaan bapak, ia sibuk dengan air minum, sabar menyeka keringat di kening, mengusap pinggul yang sudah tak terkira sakitnya, tidak sedetik pun keluar dari kamar bersalin hingga lupa dengan dirinya apalagi kamera. Wahai sang kepala keluarga terima kasih sudah ada disamping saat para istri sedang melahirkan, itu lebih berharga dari jutaan rayuan atau bunga yang biasa dikirim kerika masih berdua.

10 menit menjelang tengah malam di akhir imlek bayi kami lahir, kami namakan HAURANINDA NAFEEZA MARDIANSYAH. Mulai kini mungkin kami akan disibukkan mengurus dirinya, hal yang tak pernah sekalipun kami keluhkan serupa dengan semua orangtua lainnya lakukan pada anaknya.