Kamis, April 24, 2008

Kesaktian Orang Indonesia

Sepertinya saya harus segera pergi ke shrink!


Kejadiannya sungguh tak enak dilihat, hampir seminggu ini saya cengengesan orang bilang mungkin saya sedang jatuh cinta, kalau begitu orang gila dipinggir jalan adalah pecinta sesungguhnya bukan? Saya menjawab dalam hati karena ingin menikmati moment tentang suatu cerita yang membuat saya cengengesan.


Sudah lama kita mendengar hal ajaib, lucu dan ‘kreatif’ mengenai orang Indonesia, dan cerita ini saya rasa melengkapi dugaan tersebut. Cerita ini saya dengar dari Pengalaman seorang ustad Akhmad Humaedi di pengajian terkenal di Bandung. Beliau cerita kalau belajar untuk berbahasa Arab itu penting, bukan karena biar diterima casting film ayat-ayat cinta atau bukan juga karena kita orang Islam. Saya lalu menambahkan dakwah untuk diri sendiri dan dalam hati tentu saja, yah… saya harus bisa berbahasa Arab agar dapat menggaet keturunan raja-raja Arab lalu menguasai perdagangan minyak seluruh dunia sehingga obsesi jadi orang kaya terbayar sudah. Obsesi jadi orang kaya sih memang tak perlu bisa bahasa Arab, kamu punya body oke jual sama Bambang Tri dan bersainglah dengan Mayangsari masih dirasa ampuh di Indonesia. Lamunan kuhetikan kudengarkan lagi cerita sang Ustad.


Beliau cerita bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang dipakai ketika kita di Surga, semua malaikat menanyai kita dengan bahasa Arab. Tak lupa beliau menambahkan joke, “makanya bisa bahasa Arab karena nanti gak bakal ngerti malaikat ngomong apa” semua yang hadir tertawa, namun kemudian dia menenangkan audiense dengan keterangan ‘ tenang saja toh hal itu nanti berjalan otomatis’. Pengajian kembali khidmat mendengar ceramah sang Ustad yang kemudian bercerita pengalamannya.


Suatu ketika beliau menghadiri forum Bahasa Arab Internasional di Mesir (maaf seperti biasa saya lupa detil kotanya, bila anda hadir dipengajian itu tolong koreksi). Dalam forum itu dijelaskan pula tentang kebenaran di surga kita semua berbahasa Arab. Lalu sang Ustad dengan mimik yang lucu bilang ‘ salut saya, ada orang Indonesia yang bertanya dan pertanyaanya sungguh hanya orang indonesia saja yang terpikir akan hal tersebut, yang bertanya mungkin kebetulan mahasiswa pertanyaannya : kalau bahasa Arab digunakan di Surga, apakah bahasa yang sama digunakan di neraka?” pemimpim forum yang dalam bayangan saya pasti orang yang mejilati dengan lezat semua kitab tampak terkejut dan bingung meski kemudian dia tidak tertawa meledek. Dengan bijak dan mimik wajar beliau menjawab “ saya kira memang demikian, dan semoga anda tidak belajar bahasa Arab di neraka”


Huahahaha…haaha…. Sampai sekarang saya masih cengengesan dengan cerita ini, makanya saya bagi kepada anda semoga menjadi lebih bangga menjadi Orang Indonesia. Khayalan saya kembali terbang : berarti Gusmuh pasih sekali berbahasa Arab karena blog-nya saja penghuni neraka.


Serius saya harus pergi ke shrink karena baik itu pengajian, berita TV, kejadian KKN dan kehidupan sehari-hari tak ada yang masuk otak saya kecuali cerita lucu dan nyeleneh melulu. Maukan jadi Shrink-lu?

Selasa, April 01, 2008

Ayat-Ayat cinta Kontroversi

oke! saya akui telat nonton film ini. satu saja alasannya, males ngantri! gilanya hampir sebulan film ini tayang dan saya tetap.... antri!

Buat yang penah baca bukunya saya ucapkan selamat kecewa, apalagi untuk yang berharap akan mirip abis. Dan buat yang belum baca bukunya saya ucapkan selamat bergabung dengan grup presiden.

Saya akan berlagak sok kritikus film

Pujian saya ditujukan untuk:

Hanung tentu, sudah nekat memfilmkan novel religi yang berlatar belakang mesir namun menghadirkannya di Semarang. Untuk keberaniannya membuat cerita jauh dari novel. Nung! Ini adalah editan film garapanmu yang terapih! Kurasa continuity menghadirkan skill membuat film. Coba nung ulangi kesuksesanmu dengan menggarap novel Tuhan Ijinkan Aku Jadi Pelacur?? Semoga tak mendapat ancaman dibunuh seperti penulisnya.

Fedi nuril, untuk kemauannya belajar bahasa Arab, dan kapan mau macarin pipit nurul?

Habiburahman el Shirezy, core dari cerita ini berasal dari novel anda, dengar-dengar akan memfilmkan ketika cinta bertasbih?? Waspadai second success sindrome karena novel kedua ini tak sedasyat AAC.

Kritikan …. Berhubung saya penggila film, kritik dan pujian mestinya tak berpengaruh.

Justru saya mengkritik para pembaca novel AAC yang kecewa. Bagusnya kita selalu membedakan satu karya dengan lainnya. Novel dibuat oleh orang yang berbeda dengan sutradaranya. Karena saya suka baca lambat laun saya mengerti bahwa menilai karya tulis harus dipisahkan dengan penulisnya. Tulisan seseorang lahir dari bacaan yang dia baca, pengalaman yang dia punya bahkan khayalan yang dia rasa. Jangan heran kita sering mendapati buku yang mengajarkan berakhlak baik justru dari orang yang bejat. Makanya saya tak kaget menemukan tulisan yang ‘garang’ namun keluar dari orang pendiam, lemah lembut, santun bahkan romantis. Sampai sekarang saya tetap berpandangan begitu. Bahkan saya belum membaca satupun tulisan karya Dee yang fenomenal sekalipun seperti supernova, karena saya mengagumi beberapa pemikirannya sebagai individu. Begitupun dengan bukunya Cak-Nun untuk yang ini uangnya selalu berebut dengan bacaan lain saya harap bisa berguru langsung padanya suatu saat.

Siapa yang se-isme dengan saya? Berarti tunggu tulisan saya…..