Minggu, Juni 24, 2007

Gajah di pelupuk mata

saya sudah pasrah pada kehidupan, berkejaran dengan hasrat dunia malah menderita. menata laku justru tak terbersit keikhlasan meski besar seperti gajah.

saya ingat sekali aktor sekelas bollywood saja langsung mengerti, ketika ditanya mengapa perannya bersama lawan main sangat kacau padahal mereka sedang saling jatuh cinta, sebaliknya ketika menjadi sahabat aktinya justru brilian.
katanya ketulusan itu tak pernah tertangkap kamera, aktinglah yang justru dianggap nyata. dia sedang membicarakan film-nya namun dalam benak saya dia sedang membicarakan kehidupan itu sendiri.

saya setuju kalau begitu kubilang aca-aca!