Senin, Desember 11, 2006

Bangsa Yang Tercuri

Penelitian ini sudah hampir setahun ada dikepala
Sontak Kaget tak percaya ketika pada suatu liputan pameran jamu Internasional di Bandung sang Pakar jamu diwawancara sambil bilang, 'kita ini sebenarnya kesulitan untuk mengekspor hasil asli Indonesia karena ternyata Hak paten untuk nama JAMU sudah dipegang Amerika. maka kalau mau jual jamu ke Amerika harus ganti namanya contohnya Obat alternatif (dan ga keren sama sekali),
begitupun dengan Batik yang hak patennya dimiliki oleh Malaysia" padahal jangan kata beda pulau beda suku Bangsa saja Batik tak ada yang memiliki selain Orang Jawa karena di Sunda batik disebut sinjang dan hanya dipakai kalau berkebaya dan tak pernah ada versi kemeja seperti yang dipakai SBY. MBatik (benarkan kalau salah) adalah kata yang mengartikan "menggambar" hasilnya justru harusnya bukan nama Batik.
lebih kaget lagi ternyata untuk wayang golek saja kini sudah ditiru Jepang. memang sih kalau soal originalitas dunia tahu semua produk aslinya ada di Indonesia. tapi sayangnya ketiga negara diatas justru bangga dengan hak paten curiannya.
ada lagi yang lebih sedih, ketika kunjungan Bush ke Bogor tempo hari rencananya singgah dulu di Singapura, dan tebak kesenian sambutannya adalah... GAMELAN JAWA!! Singapura yang aslinya adalah baangsa melayu dan bernama asli temasik (satu Memetika dengan tasik), di punahkan penduduk aslinya oleh sebuah industri. demo dan keberatan bangsa melayu dapat dipadamkan oleh kesejahteraan ekonomi. hal yang sama juga dilakukan oleh Amerika dengan Indiannya. mereka justru mengaku bangsa asli amerika adalah bule dan bangsa Singapura adalah Tionghoa. lalu apa jadinya dengan gamelan Jawa tadi? jangan-jangan ada klaim bahwa itu budaya asli Singapura.
tercenung lama lalu suatu malam saya pergi ke pusat kebudayaan JawaBarat melihat pertunjukan sendratari tradisional, kupikir acara begini hanya akan di minati oleh wisatawan asing ataupun pengamat seni wahid. ternyata salah ada banyak anak muda yang justru tertarik. bahkan sekumpulan anak muda di ITB sukses dengan sajian apik Ludruk yang sekali manggung 1000 tiket habis. lalu ada apa dengan kemuan untuk hak patenkan produk asli? apa harus saja saya jadikan ini jadi profesi? yaitu menjadi calo pendaftaran merk ke organisasi Internasional agar kelak perdagangan bebas kita tak kehilangan ciri khas dan membeli barang yang sebenarnya milik kita sendiri. bolehlah sebutannya calo yang penting tujuannya mulia. ah itu kan mimpi saja
anak muda... ada banyak batik yang namanya mungkin masih bisa dipertahankan seperti songket,ulos, ada juga gamelan lain yang tak tersebut malah mempercantik semua lairan musik. kalau cinta saja susah jangan sakit hati kalau dicuri
salam

Rabu, Desember 06, 2006

Someah Ka Semah

Invisible Hand ala teori adam Smith berlaku padaku sewaktu ke Jakarta,
oke, ketawain saja waktu saya Bilang belum pernah naik kereta api.
malu sama dosenku yang menyebut dirinya sebagai pegawai PJKA.
setelah bertahun-tahun berdoa akhirnya terjawab sudah.
semula saya sudah berniat pulang naik KA dari gambir ke hall. tapi kakakku khawatir akan keselamatan akhirnya booking travel jam 3 dari mampang. nunggu dan nunggu entah kenapa travel tak bisa lewat mampang saking macetnya jadi saya tak terangkut. yasud kakakku pesan lagi travel agen berbeda keberangkatan jam4. sembari merengek "tolong atuh ijinin naik KA sendiri A!" kataku. dan guess what? sore itu travelnya ga berangkatin satu mobilpun karena kosong. nunggu lagi sembari kakak pesan tiket travel sana-sini. ajaibnya travel semuanya berangkat lepas maghrib! disela-sela kebingungan akhirnya saya bilang
udah ah A naik KA aja, ke gambir lagi. tebak! itu adalah 3 kali putaran gambir-mampang dilakukan hanya dalam waktu satu jam dalam keadaan macet berat!.
di gambir semuanya lancar seperti ada yang mengaturnya. tiket mudah, jam ontime, malah saya ga sempat menikmati gambir lama-lama sudah naik ke KA dan berangkat. malam saya baru tiba di Bandung kotaku tercinta.

oh gitu ya rasanya naik KA. stelah semua kelelahan yang dilalui hari itu rasanya pantas ketika saya bilang. duh Gusti Allah siapkan satu saja bangku di KA Parahyangan dan selamatkan aku sampai Hall. saya terus bersujud sukur karena ternyata ada juga doa yang dijawab dengan cepat.

Terimakasih sama warga jakarta yang pada baik-baik selama saya ujian disana. mungkin ada baiknya sesama warga Jakarta saling memberi senyum agar suasana Jakarta ga setegang dan sepanas itu.