Sabtu, Mei 10, 2008

Bendera Putih

Siapa tak kenal keagungan Taj Mahal? Keromantisan sejarah pembangunannya?
Taj Mahal selalu jadi simbol kekuatan cinta, terletak di kota Agra India disebelah sungai yang mungkin tak seindah di setiap jepretan kamera. Dulu tepatnya akhir tahun 2001 saya menggilai bangunan ini untuk alasan yang tak jelas.

Mendownload semua gambar Tajmahal yang kemudian semuanya hilang setelah komputer saya di format ulang. Sekarang saya sedang ingin melambangkan posting ini dengan Taj Mahal kali ini dengan alasan nostalgia dan juga simbol : saya menyerah pada kekuatan cinta....

seminggu yang lalu, badan saya menggigil, demam akibat batuk dan flu. Derita itu saja belum cukup karena tiba-tiba saya harus mempersiapkan sidang skripsi hanya 5 hari itupun 2hari dipotong weekend, sedangkan birokrasi syarat-syarat skripsi yang aduhai itu bukan perkara mudah. Demam tak dirasa dulu, saya kekampus dan karena teledor syarat saya kurang tanda tangan ketua jurusan sedangkan pendaftaraan ditututp jam 5 sore dan admin baru buka jam 2.

bila anda kenal Bandung coba bayangkan saya harus berangkat dari dago tea house-jatinangor-dago tea house hanya dengan waktu 3 jam! Apa gak pengen gila tuh? Sudahlah daripada 'karugrag' saya menyerah saja pada keadaan seandainya memang harus diundur. Singkat cerita bisa juga saya sidang tanggal 13 mei nanti.

Lalu apa hubungannya dengan Taj Mahal??

jujur saja jemawanya saya akhirnya runtuh juga. Selama skripsi ini saya ngebatin sekali, nangis bukan lagi jawaban. Saya akhirnya menyadari bahwa saya membutuhkan pacar untuk menemani. Tadinya saya pilih Taaruf dalam meilih jodoh kenyataannya saya tak siap nikah namun tak siap sendiri.

Saya belum terlalu akhwat dalam pergaulan jadinya saya suka sendiri sedangkan teman2 pada berpasangan, kadang mereka meledek walaupun seringnya mereka menyarankan segera cari pacar. Mungkin bila berdua segala beban perasaan atau memang beban fisik dapat terbagi dan keteledoran tak harus terjadi. Malah akhir-akhir ini keteledoran itu semakin menjadi, orang sunda menyebutnya 'Jangreung' artinya secara tak sadar yang bersangkutan ingin segera berpasangan baik dalam konteks pacaran ataupun menikah. Tiba-tiba istilah itu menjadi pembenaran untuk langkahku

Apa hukumnya saya tak tahu, moga saja tak terlalu berat dan moga saja saya cepat membuka hati.






1 komentar:

  1. berhati-hatilah dalam melangkah, `pacar` bukanlah segalanya dalam hidup.selagi Allah Swt. masih Memberikan kasih sayang dan cinta Nya untuk kita dikarenakan kitanya pun Mencintai Allah Swt. lebih dari segalanya niscaya Ukhti akan merasakan bahwa tidak ada kesepian dan beban yang berat terasa dalam hidup.

    `Taaruf` dalam memilih jodoh itu perlu. asalkan sesuai dengan syariat dan yang disunahkan oleh Rasulullah Saw.jadi dalam taaruf itu perlu adanya keterbukaan diri, yang lebih utama adalah ibadah, ahlak, penghasilan, keluarganya,penampilannya, keturunannya.tapi yang lebih prioritas adalah agamanya dalam hal ibadah dan ahlak dari si orang yang bertaaruf.
    siap nikah jika Allah telah Berkehendak "Kun Fayakun" kita tidak akan bisa menolaknya. meskipun dalam pandangan kita orang yang akan menjadi pasangan hidup kita bukanlah orang yang menjadi kriteria yang kita inginkan. setiap manusia
    tidak ada yang sempurna hanyalah cari orang yang mendekati kriteria seperti apa yang Rasulullah kriteriakan diatas tadi.

    `tak siap sendiri` janganlah berprasangka seperti itu. BERKEYAKINANLAH bahwa Allah sedekat urat nadi kita maka kita akan selalu merasa ditemani dan diawasi, dijaga dan dipelihara oleh Allah Swt. jadi tidak ada kekhawatiran yang terlalu parah apalagi sampai ketaraf paranoid yang begitu tinggi.

    pergaulan memenag menjadi faktor penentu ahlak seseorang, tapi sebisa mungkin lebih mayoritaskan lingkungan pergaulan dengan orang-orang yang soleh/solehah niscaya ukhti akan `terpercik` dengan lingkungan pergaulan itu sendiri.

    `suka sendiri sedangkan teman2 pada berpasangan` janganlah dikhawatirkan,bersabar saja akan tiba saatnya nanti ukhti pun akan ada yang menghampiri seperti yang Allah Swt. kehendaki.

    `mereka meledek walaupun seringnya mereka menyarankan segera cari pacar` itu bukanlah hirauan yang harus diindahkan, mentahkan saja dengan berkata "lebih aman tidak memiliki pacar asalkan Allah Swt. selalu bersamaku".dan ukhti akan merasakan segala beban perasaan atau memang beban fisik dapat teringankan dan keteledoran tak harus terjadi. kalaupun memang ingin menghilakan polemik itu segera sempurnakan setengah agama ukhti dengan menikah selain beban menjadi ringan, ketelodaran dapat diminimalisir,setiap hari akan memperoleh ibadah yang melimpah dari Allah Swt. dengan curahan barokah Nya. itupun jika istilah 'Jangreung' buat ukhti dijadikan pembenaran untuk memuiliki pasangan hidup tapi dengan menikah tentunya maka lakukanlah

    mengenai hukumnya seperti kasus ukhti karena belum ada calonnya maka menjadi SUNAH, akan menjadi WAJIB hukumnya apabila ukhti telah ada calonnya, meskipun ukhti tidak tahu bahwa ada seseorang yang ingin bertaaruf dengan ukhti tapi ukhti tidak menghiraukannya atau ukhti tau tapi ukthi menghindar darinya dengan alasan belum siap untuk membuka hati.
    Afwan ya ukhti.barokallah ya ukhti.

    BalasHapus