Rabu, Oktober 10, 2007

Likuran

kalau akhirnya pertanyaan ini malah membuat saya balik ke jaman dulu yang masih berpikiran sempit, tepatnya jaman Raja Henry, saya tak berkeberatan.
kenapa harus ada tanggal 31?
selain ditanggal itu saya berkeberatan dengan kegiatan tertentu, tanggal itu pula yang kadang membuat saya linglung tentang sudah atau belumnya bulan mendatang saya masuki, namun juga tanggal itu yang membedakan kalender Masehi, Hijriah dengan tahun cina.
mulanya saya tak pernah mendapat jawaban semenjak kecil mengapa saya selalu mencium tanah basah selagi sholat Id, saya kecil kecewa karena sajadah baru juga basah karena rumput lapang semalam terkena hujan. semakin beranjak sering melewati sholat Id saya jadi tahu tiap takbiran hari selalu hujan. ini juga yang mungkin menyebabkan pertanyaan mengapa tiap takbiran tak ada bulan.
di keheranan yang sama namun kerumunan khas orang china saya kembali berpikir kenapa tiap imlek selalu hujan? satu-satunya jawaban hanya dari tetangga yang menjawab memang setiap imlek selalu hujan karena menandakan rejeki turun, bahkan bila sampai banjir maka banjir pula rejeki kita tahun tersebut. tetanggaku menjawab itu atas dasar tradisi bukan ilmu. berarti bisa juga kusambungkan bahwa tiap takbiran kita sedang dihujani berkah.
lain lagi sekarang, konon global warming membuat siklus dan suhu dunia berantakan. bahkan kebiasaan ibu sobatku yang mengajarkan pada murid SD bahwa musim hujan adanya di bulan berakhiran -ber menjadi ragu akan ajarannya sendiri.
pada satu tahun kita pasti bertemu 1 syawal dan imlek yang keduanya hujan, namun kenapa tiap 1 januari tidak hujan? harusnya ada satu tanggal masehi yang bisa menentukan kepastian hujan. ini dikarenakan masehi kelebihan satu tanggal dibandingkan dengan hijriah ataupun tahun cina. tanggal 31 menentukan semua ketidaksinkronan tersebut. berarti sebenarnya perputaran bulan dan astronomi jauh lebih akurat di bulan yang berisi 30 hari. toh penanggalan 31 juga bukan dari astronomi yang njelimet namun dari deklarasi seorang pastor di jaman Raja Henry yang lupa keberapanya. dan kenapa di tahun masehi semenjak tahun 2000 kita berpuasa 29 hari?? saya tak mau menyalahkan pemerintah ataupun organisasi Islam tentang perbedaan 1 syawal, dan tidak menyalahkan siapapun untuk memilih dihari apa ingin berlebaran. saya hanya rindu satu gema takbir, satu tanggal yang sama, satu untaian langkah yang sama. pada akhirnya memang perbedaanlah yang membuat dunia berwarna.
bila terdapat kesalahan data ataupun peristiwa murni keteledoran saya. memang sudah kebiasaan saya yang sering membaca namun tidak mengingat jelas detil seperti nama, tanggal ataupun tempat. yang saya ingat hanya garis besarnya saja. ijinkan saya untuk belajar lagi.
balik kepersoalan hujan adalah rejeki, saya selalu rindu hujan. bukan karena hujan adalah 1 dari 7 waktu yang tepat untuk berdoa atau bukan karena di tetesan hujan pertama doa biasanya terkabul, saya rindu hujan karena hujan membawa saya pada keutuhan batin yang tak terbayar sang matahari atau bintang. bilapun tidak norak saya sudah menari disebelah tihang memainkan selendang bak film India sebagai wujud kesenanganku pada hujan. sebelum itu semua dilakukan pastikan sudah mengamankan jemuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar