27 Agustus Bandung luarbiasa dingin mau siang ataupun malam. jam 11 siang saya masih dikasur selimutan 2. bukan mengeluh saya malah merindukan Bandung sedingin itu.
saya melemah ditempat tidur, udara dingin tapi saya gilinggisik ga karuan. tangan saya mengetik pesan singkat lalu dihapus. ketik lagi hapus lagi. inginnya dikirimkan tapi saya tak punya cukup alasan kenapa saya masih saja mengingat ulangtahunya atau parahnya mengucapinya selamat. kurang ajar bila bilang kangen. sudah hampir tahun keempat dan janji yang keseribu untuk lupa dan hasilnya nihil. bahkan ditelinga saya masih saja ada derai tawa yang ulang tahun.
untungnya saya masih tersadar pada kemungkinan bahwa yang berulangtahun amnesia tentang saya atau yang ulang tahun sudah punya pendamping hidup. saya akan menghina diri dan menganggap rendah diri bila nantinya pesan singkat saya merusak harmonisasi orang yang sedang jatuh cinta. saya juga tersadarakan posisi hanya 'nduk' yang disebut oleh sang kakak kepada adiknya. pesan singkat tak jadi dikirimkan.
tadinya Blog saya ingin 'bersih dari apa yang saya rasa' atau narsisme lain. tapi kadung gila saya teruskan saja.
apa ada yang sadar kemarin bulan sedang purnama dan indah sekali. terang dan tak ada bintang hanya awan kencang berkejaran. mengingat boscha mengingatkan hari ini ada gerhana saya jadi sok melankolis menatap lekat sang bulan yang bayangannya terpantul indah di permukaan kolam ikan besar disebelah rumahku milik abah engkos. ketika saya menulis ini dipastikan teman-teman sudah muntah ber-ember-ember dan terheran-heran kemana ini tulisan mengarah. saya membayangkan dosen filsafatku bakal memarahiku karena selalu mempersonifikasikan benda mati daripada berkonsentrasi pada ilmu dan skripsiku, dia ketakutan nanti skripsiku isinya "wahai sang penguji utusan jelmaan aristotles.... dsb . mungkin juga teman2 yang punya pengalaman menulis mengaggap ini picisan.
yah ga apa-apalah terserah saja. karena ketika kalian sedang merasa hal yang sama saya maklum dan menjawab 'wajar....'
saya melemah ditempat tidur, udara dingin tapi saya gilinggisik ga karuan. tangan saya mengetik pesan singkat lalu dihapus. ketik lagi hapus lagi. inginnya dikirimkan tapi saya tak punya cukup alasan kenapa saya masih saja mengingat ulangtahunya atau parahnya mengucapinya selamat. kurang ajar bila bilang kangen. sudah hampir tahun keempat dan janji yang keseribu untuk lupa dan hasilnya nihil. bahkan ditelinga saya masih saja ada derai tawa yang ulang tahun.
untungnya saya masih tersadar pada kemungkinan bahwa yang berulangtahun amnesia tentang saya atau yang ulang tahun sudah punya pendamping hidup. saya akan menghina diri dan menganggap rendah diri bila nantinya pesan singkat saya merusak harmonisasi orang yang sedang jatuh cinta. saya juga tersadarakan posisi hanya 'nduk' yang disebut oleh sang kakak kepada adiknya. pesan singkat tak jadi dikirimkan.
tadinya Blog saya ingin 'bersih dari apa yang saya rasa' atau narsisme lain. tapi kadung gila saya teruskan saja.
apa ada yang sadar kemarin bulan sedang purnama dan indah sekali. terang dan tak ada bintang hanya awan kencang berkejaran. mengingat boscha mengingatkan hari ini ada gerhana saya jadi sok melankolis menatap lekat sang bulan yang bayangannya terpantul indah di permukaan kolam ikan besar disebelah rumahku milik abah engkos. ketika saya menulis ini dipastikan teman-teman sudah muntah ber-ember-ember dan terheran-heran kemana ini tulisan mengarah. saya membayangkan dosen filsafatku bakal memarahiku karena selalu mempersonifikasikan benda mati daripada berkonsentrasi pada ilmu dan skripsiku, dia ketakutan nanti skripsiku isinya "wahai sang penguji utusan jelmaan aristotles.... dsb . mungkin juga teman2 yang punya pengalaman menulis mengaggap ini picisan.
yah ga apa-apalah terserah saja. karena ketika kalian sedang merasa hal yang sama saya maklum dan menjawab 'wajar....'